ADHI Dinilai Baik, Wujudkan Moderenisasi Irigasi Premium Indonesia di Tapin

oleh -652 Dilihat
Teks foto. Bendungan Irigasi Tapin.

INIBERITA.id, TAPIN- Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III memberikan nilai baik, atas hasil kerja PT Adhi Karya (ADHI), dalam mewujudkan proyek rehabilitasi saluran utama irigasi, sepanjang 27,73 kilometer, di Kabupaten Tapin.

Daerah irigasi (D.I) Tapin yang direhabilitasi ini, adalah salah satu dari 72 irigasi premium Indonesia dan ini rangkaian agenda besar negara periode 2015-2025 mewujudkan ketahanan pangan dan air secara nasional.

“Hasil pekerjaan dari PT Adhi Karya merupakan dinilai baik,” ungkap Staf Teknis Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Gunadi Anom kepada media, Rantau, Jumat (27/1/23).

Sekarang, Ujar Gunadi Anom, petani mengklaim merasakan manfaatnya, dari pembangunan irigasi penyalur air bendungan, diresmikan Presiden Joko Widodo 2021 lalu, air bisa menjangkau sawah seluas 2.603 hektar.

“Dari Ketua P3-TGA Desa Bungur Baru, petani sekarang bisa melaksanakan pola tanam dua kali lipat, sebelumnya petani awalnya hanya 3-4 ton, setelah rehabilitasi meningkat menjadi 7-8 ton (perhektar),” ujarnya.

Lebih jauh Gunadi menjelaskan, adanya D.I Tapin ini, BWS Kalimantan III mencatat 15 perkumpulan petani pemakai air (P3A), kini menikmati manfaat pembangunan, dari program pemerintah pusat tersebut.

Bahkan, mereka sekarang sedang berupaya merealisasikan, rencana yang dinilai bisa memaksimalkan potensi, dari bendungan yang memiliki kapasitas 56,7 juta meter kubik air tersebut, merencanakan pembangunan saluran tersier, sehingga air bisa menjangkau lebih luas lahan-lahan pertanian fungsional.

“Pembangunan jaringan tersier ini, masih dalam proses usulan untuk pembangunannya,”jelasnya.

Terkait serapan anggaran ungkapnya, untuk rehabilitasi irigasi yang dibangun, pada 1989-1993 silam itu, mencapai Rp115 miliar bersumber, dari pinjaman luar negeri (loan).

Dana itu didapatkan, melalui program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPMIP) yang didukung Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Proyek Manager ADHI Miftah menambahkan, bahwa irigasi tua tersebut, tidak dapat berfungsi maksimal, hal ini disebabkan banyaknya kerusakan, pada bangunan irigari itu sendiri.

Keadaan itu, disebabkan tingginya elevasi eksisting, akibat sedimen dan saluran yang berlantai tanah, namun sekarang sudah dibetonisasi, sesuai denah jalur irigasi lama, tidak ada yang berubah, tetapi di beberapa bagian hulu-hilir, dilakukan pelebaran untuk menambah daya tampung air.

Dan penambahgan bangunan, seperti kantor pengamatan yang didesain, seperti publik area untuk rekreasi, taman irigasi, area berbain anak, gazebo moshola, hal ini sesuai instruksi kementerian untuk pembangunan irigasi, agar bangunan air harus mengedepankan faktor keindahan, pekerjaan

“Yang terpenting pekerjaan pembangunan ini, sesuai kontrak akhir 2022 sudah kami serahkan ke BWS Kalimantan III,”tambahnya.(fau/iniberita)