INIBERITA.id, BANJARMASIN- Kegagalan Kota Banjarmasin untuk meraih Adipura tahun 2022, mendapat sorotan tajam, baik bagi masyarakat maupun jajaran komisi III DPRD Kota Banjarmasin.
Bahkan, komisi III DPRD Kota Banjarmasin mempertanyakan keseriusan Walikota Ibnu Sina serta jajarannya, dalam menangani problem persampahan di kota seribus sungai tersebut.
“Artinya motto Banjarmasin Barasih wan Nyaman (Baiman) ternyata hanya casing alias slogan saja, sebab jangankan untuk mempertahankan Adipura Kirana, apalagi untuk mendapatkan Adipura Kencana,”ungkap Ketua komisi III DPRD Kota Banjarmasin Hilyah Aulia, setelah rapat dengar pendapat, dengan Dinas LIngkungan Hidup (DLH). Rabu (8/3/23) tersebut.
Terbukti, masih banyak tumpukan sampah di TPS yang meluber dibahu jalan, bahkan kesadaran masyarakat membuang sampah, tidak sesuai dengan jam masih terjadi, artinya kata Baiman tidak berdampak adanya perubahan.
“Dengan demikian Baiman yang sering digaungkan Pemko Banjarmasin tidak membawa kota menjadi bersih, seharusnya jargon menjadi pemicu atas permasalahan sampah,”tegasnya.
Wakil Ketua Komisi III Afrizaldi mengatakan, selain masalah sampah, ada sejumlah faktor lainnya yang membuat Banjarmasin gagal meraih Adipura, yakni minimnya keberadaan TPS di lingkungan perumahan dan jumlah ruang terbuka hijau (RTH) yang masih sangat minim.
Padahal, dalam Perda baru mengenai perumahan, setiap pengembang perumahan wajib mengadakan TPS 3R menangani problem persampahan di kawasan permukiman.
“SKPD lain seperti PUPR, Perkim dan Disdik juga harus berkontribusi menambah RTH dalam program kerja mereka, dan ini sudah kita tekankan dalam RDP tadi untuk segera ditindaklanjuti, “katanya.
Selanjutnya. Ujar Politisi Amant Nasional (PAN), selama ini kegiatan Pemko Banjarmasin yang berkaitan dengan lingkungan, hanya sebatas seremonial, begitu program selesai, upaya menjaga kebersihan lingkungan yang dijalankan pun juga ikut selesai.
Seharusnya dari program itu mendapat hasil dan membawa dampak positif, sehingga DLH untuk menjalankan tugasnya, secara benar dan memiliki hasil yang nyata.
“Saya minta kurangi kegiatan bersifat seremonial untuk menunjukkan keberhasilan kerja, tapi kenyataannya malah berbeda dari apa yang disampaikan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DLH Banjarmasin Alive Yoesfah Love mengungkapkan, pihaknya berjanji akan segera menjalankan, seluruh masukan dan saran yang disampaikan Komisi III tersebut.
Bahkan, pihaknya mengakui saat ini, kinerja DLH dalam mengelola kebersihan di Banjarmasin masih banyak yang harus dibenahi, salah satunya pekerjaan berat merubah mainset atau pola pikir masyarakat, bisa mengelola sampah dengan benar.
“Kritikan dan masukan dari Komisi III yang dismapaikan dalam RDP tadi tentu akan kita jadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki kinerja,” ungkapnya.(benk/iniberita)