Di Paripurna, Tiga Fraksi Lantang Suarakan Penolakan Kenaikan Tarif Air Leding

oleh -812 Dilihat
Foto. DPRD Kota Banjarmasin menggelar rapat paripurna penetapan perubahan APBD 2022 dan penyampaian Rancangan APBD 2023.

INIBERITA.id, BANJARMASIN- DPRD Kota Banjarmasin dalam menggelar rapat paripurna, penetapan Perubahan APBD 2022 dan penyampaian Rancangan APBD 2023, ada yang berbeda di saat agenda penyampaian pandangan fraksi.

Ada tiga fraksi, dengan lantang menyuarakan penolakan, atas kenaikan tarif air leding yang diberlakukan PT Air Minum Bandarmasin, yaitu Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Frakasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dihadapan Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, saat rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Kota Banjarmasin H Harry Wijaya, didamping Wakil ketua HM Yamin HR, Matnor Ali dan Tugiatno.

Seperti, pandangan Fraksi PAN dibacakan Afrizaldi, fraksinya minta penyesuaian tarif air leding, PTAM Bandarmasih untuk dikaji ulang, karena kenaikan tarif ini, dinilainya sangat menyakitkan dan menambah beban masyarakat Banjarmasin.

Begitu juga dengan pandangan Fraksi Gerindra, disampaikan Muhammad Isnaini, Fraksi Gerindra menilai, kenaikan tarif tersebut, masih belum tepat diberlakukan, mengingat kondisi perekonomian warga belum pulih, pasca Pandemi Covid-19.

Selanjutnya, pandangan Fraksi PKS dibacakan Aliansyah, juga minta PTAM Bandarmasih, agar kenaikan tarif leding tersebut dibatalkan, hal ini dinilai fraksinya, lebih menyakitkan bahkan bertambahnya penderitaan masyarakat.

“Sekarang ini beban warga sudah tinggi, karena seluruhnya kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga, ditambah adanya kenaikan tarif leding tersebut,”tegas Aliansyah.

Ketua DPRD Banjarmasin H Harry Wijaya mengapresiasi upaya DPRD Banjarmasin memperjuangkan, agar tidak terjadi kenaikan tarif air leding PTAM Bandarmasih.

Menurutnya, saat ini masyarakat baru mulai menggerakkan roda perekonomian kembali normal. Namun, belum sembuh dari penderitaan, sudah terjadi kenaikan leding berbarengan, dengan naiknya BBM dan listrik, bahkan kenaik ini diikuti dengan harga kebutuhan pokok yang lain.

“Saya tegaskan kaji ulang kenaikan tarif tersebut, jadi masukan dan pertimbangan bagi PTAM Bandarmasih. Utamanya, pelayanan jangan mengecewakan,”tegasnya.

Ketua DPD PAN Banjarmasin ini mengatakan, dewan Banjarmasin tidak punya intervensi, terhadap kebijakan kenaikan tarif air leding PTAM Bandarmasih.

Tetapi dewan selaku wakil rakyat, tentu punyai hak untuk menyampaikan aspirasi, atas warga yang masih belum setujui, dengan kenaikan tarif air leding, jadi dirinya minta kenaikan tarif air leding ditunda beberapa waktu, hingga menunggu ekonomi warga pulih.

“Sebenarnya dewan bukan menghalangi-halangi, kalau untuk hidup perusahaan dengan naik tarif, tetapi harus diimbangi pula dengan pelayanan prima, jangan sampai janji-janji saja,” katanya.

Menanggapi aspirasi warga yang disampaikan dari tiga fraksi tersebut, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatakan, pihaknya memahami kondisi masyarakat. Namun, ia meminta untuk memahami kondisi PTAM Bandarmasih.

Selanjutnya, Ibnu juga meminta, komitmen PTAM Bandarmasih untuk memberikan garansi, agar menjadikan pelayanan menjadi lebih baik. Bahkan, komitmen perbaikan pelayanan tersebut, sudah disampaikan pihak direksi PTAM Bandarmasih.

“Selama 6 tahun belum pernah melakukan penyesuaian tarif, sehingga langkah ini harus dilakukan, masyarakat bisa memahami kondisi ini, tapi pelayanan harus ada perbaikan,”ujarnya.

Meskipun mendapat penolakan, baik dari wakil rakyat, masyarakat maupun Forkot Banjarmasin. Direktur Utama PTAM Bandarmasih Yuda Achmady tampak tak bergeming, bahkan kenaikan tarif air leding, sudah resmi awal September 2022 diberlakhkan, alasannya tingginya biaya operasional produksi, sehingga membuat pihaknya terpaksa, harus mengeluarkan kebijakan yang membebani masyarakat.

Seperti, naiknya pajak, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan bahan kimia, disamping itu, masyarakat terus menuntut untuk perbaikan pelayanan, kalau tidak dinaikan tarid itu, bagaimana bisa mewujudkan sedangkan kemampuan perusahaan terbatas.

“Jalan satu-satunya, terpaksa pihaknya menaikan tarif air leding,”ujar Yudha. (benk/iniberita)