Kondisi Pasar Kota Banjarmasin Sekarang Sangat Memperhatinkan

oleh -2367 Dilihat
Teks foto (Istimewa) Wakil ketua komisi II DPRD Kota Banjarmasin Hendra dari Fraksi PKS.

INIBERITA.id, BANJARMASIN – Kondisi pasar di Kota Banjarmasin, baik pasar konveksi tradisional maupun pasar modern sekarang sangat memperhatinkan, sehingga para pedagang terancam guling tikar.

Wakil ketua komisi II DPRD Kota Banjarmasin Hendra mengungkapkan, melihat situasi demikian, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin hendaknya ada terobosan untuk membantu para pedagang dalam kelangsungan mereka, misalnya memberikan kebijakan fiskal yang lebih untuk berpihak kepada para pedagang.

Salah satunya mengurangi retribusi  atau subsidi sangat diperlukan untuk menopang usaha para pedagang pasar tradisional, sehingga para pedagang dapat bertahan untuk menjalankan dagangannya.

“Memang dengan semaraknya platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee membuat pedagang pasar tradisional kehilangan daya saing, ditambah kondisi ekonomi saat ini memperparah situasi, sehingga daya beli masyarakat turun, banyak para pedagang yang gulung tikar,”ungkap Hendra,pada iniberita.id Jumat (23/5/2025).

Disamping itu ujar politisi PKS ini, para pedagang hendaknya sekarang mulai merambah dunia usahanya dengan sistem digital, yaitu dengan penerapan pembayaran digital, seperti QRIS dan model penjualan hybrid serta kombinasi offline dan online.

Baca Juga :   Wali Kota HM Yamin Lepas Puluhan Atlet SOIn Banjarmasin di Ajang Pesoda

Dengan sistem digitalisasi inilah, para pedagang bisa bisa bersaing dan memperluas pepasarnya, namun saat ditanyakan,  mengenai potensi Pemko Banjarmasin mengembangkan platform e-commerce sendiri, Hendra mengaku skeptic dan dinilainya platform lokal lebih cocok untuk memasarkan produk khas Banjar, dari pada barang umum seperti pakaian.

Namun, Hendra mengakui bahwa rendahnya pendapatan, dari retribusi sering menjadi alasan Pemko Banjarmasin enggan melakukan perbaikan, dirinya menegaskan pentingnya pengembalian retribusi, dalam bentuk pelayanan yang nyata.

“Jangan sampai retribusi hanya dianggap sebagai sumber pendapatan daerah tanpa timbal balik yang dirasakan para pedagang tidak diberikan,”ujarnya.(ridho/iniberita).

 

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.