Menjadi Tradisi, Setiap Ramadhan Harga Barang Naik

oleh -440 Dilihat
Anggota DPRD Kota Banjarmasin Ir H Sukhrowardi MAP, kenaikan harga barang kebutuhan pokok, menjelang bulan puasa selalu naik dan ini masyarakat tak dapat menghindar.

INIBERITA.id, BANJARMASIN – Menjadi tradisi, setiap menghadapi bulan suci Ramadhan, semua barang kebutuhan pokok dipasaran, mengalami kenaikan harga.

Munculnya keluhan warga Kota Banjarmasin, khususnya warga Kelurahan Kuin Utara tersebut, saat sejumlah anggota DPRD Kota Banjarmasin, daerah pemilihan (dapil) utara, melaksanakan reses di Kantor Kecamatan Banjarmasin Utara.

Menurut anggota DPRD Kota Banjarmasin Ir H Sukhrowardi MAP, memang kenaikan harga barang kebutuhan pokok tersebut dan ini hampir, setiap tahun terjadi menjelang bulan puasa.

Tradisi ini, seperti pemerintah tidak bisa mengantisipasi dan masyarakat tak dapat menghindari, seharusnya pemerintah sebelumnya mengawal, bagaimana agar di pasaran jangan sampai memberatkan masyarakat.

“Memang kenaikan harga barang kebutuhan pokok, menjelang bulan puasa selalu naik dan ini masyarakat tak dapat menghindari,”ujarnya, kepada media. Minggu (27/3/22).

Politisi Partai Golkar ini menegaskan, kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok itu, seperti minyak goreng, telur, beras serta gas tetapi sayangnya mulai pemerintah pusat hingga tingkat, tidak bisa untuk menekan harga itu.
Untuk mengendalian dari kenaikan harga barang di pasaran, semestinya oleh pemerintah bisa mengatur, dengan pengawasan dan pemantauan secara ketat.

“Salah satunya pengawasan dinas terkait, khususnya ditingkat distribusi, sehingga kenaikan ini tidak memberatkan masyarakat kita,”tegasnya.

Selanjutnya, anggota komisi III DPRD Kota Banjarmasin ini, mengajak warga bisa memanfaatkan, semua potensi dan kemampuan untuk menambah pendapatan, salah satunya dengan keterampilan kerajinan, sehingga mampu menambah perekonomian.

Salah satunya adalah membuatan centong, gantungan kunci dan bahannya dari kayu lokal, dapat dibuat menjadi sebuah kerajinan berharga dan bisa mendatangkan keuntungan besar, bagi pengrajin itu sendiri, karena kerajinan selalu dicari masyarakat untuk dijadikan sovernir.

Selanjutnya, minyak goreng tradisional di Kampung Prodon Sungai Jingah, sepertinya dapat mengantisipasi dan dimanfaatan, terhadap kelangkaan minyak goreng tersebut,

“Hal ini tentunya dengan sebuah konsep dan pelatihan, mulai pembuatan hingga pemasaran produk, agar bernilai ekonomis buat warga,” ujarnya.(benk/iniberita)