Pembangunan Jembatan Apung Telan Rp 4,5 Miliar Proyek Dipaksakan

oleh -626 Dilihat
Foto.Istimewa

INIBERITA.id, BANJARMASIN – Pemerintah Kota melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, akan membangun jembatan apung, akses penghubung antara Siring Sungai Baru, dengan Siring Piere Tendean menelan anggaran Rp.4,5 miliar, merupakan proyek dipaksakan.

Sebab, ungkap Afrizaldi Wakil ketua komisi III DPRD Kota Banjarmasin, proyek pembangunan jembatran apung, dinilainya belum terlalu urgen untuk masyarakat, karena masih banyak lagi, pembangunan yang belum dilaksanakan oleh pemerintah kota melalui Dinas PUPR tersebut.

Seperti disektor sungai seharusnya fokus penanganannya, sebab banyak sungai tidak berfungsi, akibat terjadi pendangkalan dan penyempitan, kenapa harus membangun jembatan apung, dengan kelayakan dan kajian belum bermanfaat bagi masyarakat, apalagi menelan anggan Rp, 4,5 miliar terlalu besar.

“Padahal fungsi sungai sangat jelas manfaatnya untuk penanggulangai banjir dan mengembalikkan transportasi air,”ungkapnya.

Bahkan, Jakaran Komisi III DPRD Kota Banjarmasin tegasnya, pihaknya belum pernah mengetahui detail, terkait pembangunan jembatan apung tersebut, padahal kinerja dinas terkait masih banyak belum beres dilaksanakan, tiba-tiba bangun jembatan itu.

Dengan demikian pihaknya, akan menyurati Dinas PUPR, khususnya Bidang Sungai untuk meminta penjelasan sekaligus mengkonfirmasi soal proyek itu yang dinilai dipaksakan itu.

“Karena sampai sekarang ini, kami Komisi III belum pernah disuguhkan terkait kegiatan ini, baik dari segi ekspose dan lain-lain belum tahu,” tegasnya.

Sementara itu, Dinas PUPR khusunya Bidang Sungai, bersama pihak kontraktor dan konsultan telah melakukan pengukuran awal ke lokasi pembangunan, Selasa (12/7/22) lalu.

“Sebenarnya Ini masuk dalam program revitalisasi dan penataan bantaran sungai yang dimulai tahun 2008 yang sempat terhenti,” kata Solikin, Sub Koordinator Teknik Pengairan Muda Bidang Sungai Dinas PUPR Banjarmasin, Kamis (14/7/22).

Solikin mengungkapkan, pembangunan siring di pinggiran sungai itu, sebenarnya dibangun secara bersambung dari siring RK Ilir hingga Pasar Lama, namun karena struktur bawah jembatan yang berbeda-beda, sehingga membuat pihaknya membuat jalur penghubung.

“Kalau di jembatan Merdeka itu jaraknya dibawah jembatan bisa disambung dengan titian ulin dan cukup untuk pejalan kaki. Tapi jembatan Dewi tidak bisa, karena struktur bawah jembatan sangat rendah. Jadi pengguna tidak bisa jalan kalau pakai ulin,” ungkapnya. (benk/iniberita)