Pemkab Banjar Ikuti Rakoor Pengendalian Inflasi Daerah 2023

oleh -442 Dilihat
Foto Istimewa

INIBERITA.id,MARTAPURA- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar ikuti rapat Koordinasi Pengendalian Inflsi Daerah Tahun 2023, diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ikhwansyah beserta Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banjar, secara virtual, di Command Center Manis Martapura, Selasa (4/4/23) pagi.

Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendagri Tomsi Tahir Balaw yang memimpin rakoor mengimbau, agar mewaspadai kenaikan komoditas harga bahan pangan, menjelang hari raya Idul Fitri 1444 H.

Bagi kabupaten/ kota yang belum mengirimkan data tentang operasi pasar murah dan sidak pasar, agar secepatnya dikirim. Karena data tersebut, dibutuhkan untuk melakukan pemetaan penanganan, terhadap daerah yang bersangkutan.

“Bagi kepala daerah yang tidak mengirimkan data, maka akan dianggap kebutuhan komoditas menjelang lebaran telah terpenuhi,” ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Disribusi dan Jasa Puji Ismartini mengungkapkan, inflasi di bulan Ramadhan dan menjelang lebaran. Inflasi bulan Maret 2023 lebih rendah, dari tahun sebelumnya.

Pihaknya mengingatkan agar waspada, terhadap kenaikan harga beberapa komoditas yang mungkin terdampak tingginya permintaan, menjelang lebaran, seperti tarif angkutan udara, daging sapi dan daging ayam ras, bawang merah dan lainnya.

” Inflasi Maret 2023, 65 kota mengalami inflasi serta 23 kota mengalami deflasi. Di pulau Jawa inflasi tertinggi di kota Sumenep 0.67 persen, sedangkan di pulau Kalimantan ada di Tanjung sebesar 0,93 persen. Adapun komoditas andil terbesar yakni tarif air minum PAM 0,56 persen, ikan segar 0,10 persen, beras 0.08 persen serta bensin dan cabai rawit 0,06 persen,” ungkapnya.

Menurut laporan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendagri, komoditas utama yang mempengaruhi peruban indeks perkembangan harga.

Yaitu cabai rawit mengalami kenaikan harga di 143 kabupaten/ kota, beras menyumbang kenaikan di 98 kabupaten/kota, sedangkan cabai merah penyumbang penurunan harga di 113 kabupaten/kota.(rilbanjar/iniberita)