INIBERITA.id, BANJARMASIN- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kalsel bekerjasama dengan UIN Banjarmasin, menggelar Pendidikan Politik yang bertema merajut asa demokrasi Indonesia mewujudkan Pemilu 2024 yang berkualitas.
Kegiatan yang dipusatkan di Auditorium Mastur Jahri UIN Antasari, diikuti sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dari berbagai kampus di Banjarmasin serta organisasi kemasyarakatan dan Jurnalis tersebut. Senin (18/9/23).
Dengan tiga orang narasumber DR Jalaluddin dari UIN Antasari, Riza Anshari dari KPU Kalsel dan Siti Mauliana, dari Ambin Demokrasi dan juga Akademisi FISIP ULM Banjarmasin.
Kepada Badan Kesbangpol Kalsel Heriansyah dalam sambutannya yang dibacakan, oleh Kabid Politik Dalam Negeri Sri Rachma mengungkapkan, pendidikan politik bagi mahasiswa dan masyarakat dinilainya sangat penting untuk pembelajaran dan pengajaran yang berfokus pada pengetahuan, pemahaman dan keterampilan yang berkaitan, dengan politik dan pemerintahan.
Dengan melalui pendidikan politik inilah, melahirkan partisipasi pemilih cerdas dalam Pemilu 2024, karena pendidikan politik bertujuan untuk membantu Individu menjadi warga negara yang lebih terampil dan berpengetahuan luas tentang sistem politik, hak dan kewajiban mereka dalam masyarakat dan cara-cara mereka, dapat berpartisipasi dalam proses politik.
“Pendidikan politik melahiran pemilih cerdas, memahami visi dan visi serta program calon, mempelajari jejak rekamnya, menghindari politik uang, mampu menyaring informasi bohong (Hoax) dan tidak golput,”ungkapnya.
Kemudian, Siti Mauliana dari Ambin Demokrasi dan juga Akademisi FISIP ULM Banjarmasin menegaskan, karena pendidikan politik belum begitu masif dan cendrung manipulasi, bahkan kepenting-penting juga masuk didalamnya, sehingga politik terkesan busuk dan dinilai tidak baik, karena pendidikan politik tidak sesuai pada idealnya atau harapan.
Selanjutnya, ketika pendidikan politik itu, dipegang oleh politisi dan orang mempunyai kepentingan pribadi, maka di tunggangilah pendidikan politik itu, karena pendidikan politik akademisi itu tidak masif, maka dinilai masyarakat politik itu mempunyai kepentingan, sehingga masyarakat tidak percaya lagi dengan politik, seharusnya orang politik itu memandang, seperti matahari yang memberikan energi dan manfaat kepada masyarakat.
“Kedepan diharapkan ada perubahan kebijakan, jangan sampai masyarakat dan mahasiswa dijauhkan dari informasi politik secara utuh, dari itu saya menyambut baik ada rencana kampanye dikampus, sehingga informasi yang mereka terima secara utuh, tentunya mereka bisa memilih secara otonom siapa akan dipilihnya,”tegasnya.(benk/iniberita).