Penyebab Angka Stunting Tinggi, Akibat Kurangnya Tenaga Penyuluhan Gizi

oleh -230 Dilihat
Teks foto. KUNKER-Rombongan Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel saat kunjungan kerja ke puskesmas di Kecamatan Rantau Badauh Kabupaten Batola.(foto : humasdprdkalsel)

INIBERITA.id, BATOLA – Masih tingginya angka stunting di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), seperti di Kabupaten Barito Kuala (Batola), salah satu faktor penyebabnya karena di fasilitas kesehatan masyarakat masih kekurangan tenaga penyuluhan gizi.

Kondisi tersebut terungkap dari kunjungan kerja Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel ke salah satu puskesmas di Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Batola, Senin (12/2/2024).

Demikian disampaikan oleh Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel, HM Lutfi Saefuddin disela kegiatan kunker.

“Salah satu kendala untuk menekan angka stunting yaitu kurangnya tenaga gizi,” ujar Lutfi Saefuddin.

Langkah lanjutnya, sebutnya, akan melakukan koordinasi kepada pemerintah kabupaten setempat guna mencari solusi terbaik.
Diakuinya keseluruhan angka stunting di Kalsel memang relatif menurun, namun masih ada beberapa kabupaten yang angka stuntingnya masih tinggi. Salah satunya di Kabupaten Batola.

Kunjungan kerja ini juga diikuti sejumlah anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel, diantaranya Hj Heriyati dan H Asbullah.

Dikesempatan itu, Asbullah menambahkan pihaknya banyak memperoleh masukan dari Kepala Puskesmas setempat terkait program kesehatan khususnya soal stunting, apa yang sudah dilakukan dan apa akan dijalankan kedepan.
“Kedepan akan kita coba mendorong untuk perbaikan,” kata Asbullah.

Sementara itu, Kasubag UPT Puskesmas Rantau Badauh, Rosmawati, SKM bersyukur kehadiran wakil rakyat tingkat provinsi untuk mendorong perbaikan kesehatan masyarakat, khususnya terkait masalah stunting.

Senada Kepala Puskesmas Rantau Badauh, dr Rusdiani senang dengan kehadiran anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel, karena pihaknya dapat berkeluh-kesah terkait apa saja masalah di puskesmas tentang kesehatan, termasuk tujuan DPRD Provinsi Kalsel yang akan mengevaluasi kembali soal perkembangan stunting.

“Dikesempatan ini kami juga bisa menyampaikan strategi pencegahan stunting yang sudah dilakukan,”ungkap Rusdiani.(sop/iniberita)