PUPR Klaim Sesuai DED, Dinilai Jawaban Sebuah Pembenaran

oleh -237 Dilihat
(Foto Istimewa). Pengendara saat melintas di Jembatan Bromo sering terjadi kecelakaan

INIBERITA. id, BANJARMASIN- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin mengklaim, bahwa desain pembangunan Jembatan Bromo, sesuai Detail Engineering Design (DED), jawaban sebuah pembenaran.

Padahal, sejak perencanaan hingga pekerjaan proyek pembangunan Jembatan Bromo tersebut, dengan menghabiskan anggaran puluhan miliar itu, sebenarnya sudah banyak mendapat kritik tajam, baik dari DPRD Kota Banjarmasin maupun masyarakat, tetapi pihak pemerintah kota melalui Dinas PUPR, tetap mengerjakan pembangunan proyek tersebut.

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin Afrizal, kepada media, disela-sela rapat paripurna penyampaian pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2021. Rabu (8/6/22).

Sekarang timbul permasalahan baru tegasnya, akibat dipaksakan pekerjaan proyek itu, sehingga kajian keselamatan pengguna akses disampingkan, akhirnya banyak warga setempat mengalami kecelakaan, hal ini disebabkan curamnya turunan dilokasi jembatan tersebut.

Kalau pihak PUPR mengklaim desain jembatan itu sesuai DED dan benar-benar melakukan kajian tentang keselamatan pengguna jalan, tidak banyak warga mengalami kecelakaan dilokasi jembatan.

Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, memang kalau dilihat dari keseluruhan tampak eksotik dan segi penampilan cuku bagus, namun dari segi keselamatan belum menjamin.

“Artinya kajian keselamatan ada kesalahan dan itu perlu dikaji ulang, sehingga pemanfaatan Jembatan Bromo benar-benar dinikmati warga, tapi sekarang malah sebaliknya membuat warga banyak celaka dan takut melintas di jembatan tersebut,” tegasnya.

Terpisah, Kepala Dinas PUPR Banjarmasin Suri Sudarmadiyah mengklaim, bahwa pembangunan Jembatan Pulau Bromo, sudah sesuai dengan Detail Engineering Design (DED). Bagaimana dengan insiden yang terjadi saat ini ?

Menurutnya, PUPR Banjarmasin sudah mengambil tindakan, yakni dengan melakukan survei di lapangan serta meminta masukan masyarakat, termasuk melakukan pemeliharaan, misalnya menambah kekasaran lantai turunan jembatan dan rambu-rambu pengaman.

“Kami sudah berkerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk pemasangan rambu-rambu. Kami pikir sudah sangat mendesak. Sehingga ke depan jembatan itu nyaman dilintasi masyarakat,” ujarnya.

Disamping itu ungkap Kadis PUPR, warga yang mengalami insiden kecelakaan di turunan Jembatan Pulau Bromo itu, rata-rata tidak mengetahui kondisi jembatan, hal itu dia dapatkan dari keterangan masyarakat setempat, alasan itulah perlu dipasang rambu-rambu peringatan di kawasan jembatan itu.

“Kami sudah tindak lanjuti apa yang jadi keluhan masyarakat, dengan melalui pemelihaan rutin atau pemeliharaan berkala, seperti melihat kondisi lantai jalan tersebut,”ungkapnya. (iniberita/amnesia)