INIBERITA.id, BANJARMASIN – Beberapa bulan lagi Banjarmasin berusia ke-496. Sebuah usia yang dibilang sangat tua yang melekat pada kota dengan luas kurang lebih 700 Km persegi lebih itu.
Setiap tahun, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin rutin memperingati Hari Jadi (Harjad) dengan konsep yang berbeda setiap tahun. Sayangnya konsep yang diusung pemerintah dalam memperingati hari jadi Banjarmasin belum sepenuhnya mengedepankan budaya dan kearifan lokal, salah satunya pengunaan bahasa dan seni tradisi Banjar.
Seniman Banua Jemmy Huzain berharap peringatan hari jadi yang jatuh setiap 24 September 2022 nanti, lebih mengedepankan kearifan dan budaya lokal seperti penggunaan bahasa Banjar saat Sidang Paripurna dan pegelaran seni budaya Banjar saat momen hari jadi.
“Kami sangat mengapresiasi penggunaan pakaian adat Banjar yang dikenakan pejabat Banjarmasin. Akan lebih bagus lagi jika bahasa Banjar dan seni tradisi Banjar lebih ditonjolkan lagi,” ujar Jemmy Huzain.
Lebih dihidupkannya lagi sejumlah seni tradisi Banjar seperti Mamanda, Balamut, Bagandut, Madihin, dan lainnya lanjut pencipta lagu Banjar itu, sangat perlu dihidupkan lagi, agar tidak punah dimakan kemajuan jaman dan dunia modern.
“Tidak ada salahnya saat perayaan hari jadi nuansa budaya Banjar dihidupkan lagi. Kita memiliki banyak seni tradisi yang saat ini mulai punah,” terang Jemmy Huzain.
Jimmy berharap, agar pemerintah tetap memperhatikan dan melestarikan seni dan tradisi Banjar, terlebih saat momentum penting, seperti hari jadi Banjarmasin.(ridho/iniberita)