INIBERITA.id, BANJAR- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kalimantan Selatan kembali dipercaya untuk menggelar perhelatan olahraga dua tahunan antar wartawan tingkat nasional, yakni Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) Tahun 2024 pada Agustus, sebelumnya juga sebagai tuan rumah pada Tahun 2013 silam.
PWI Kalsel, sebagai tuan rumah telah berbenah semenjak diputuskan sebagai daerah penyelenggara oleh PWI Pusat beberapa bulan lalu. Selain mempersiapkan kepanitiaan, juga dilakukan survei terhadap lokasi-lokasi pelaksanaan cabang olahraga yang dipertandingkan.
Dan lebih khusus PWI Kalsel dalam melaksanakan Porwarnas XIV tersebut, siap mengangkat hutan hujan tropis kahung, situs geopark meratus.
“Untuk cabang jurnalistik, kita diberikan masukan oleh bapak gubernur, Sahbirin Noor untuk melibatkan Geopark Meratus salah satu situs yakni hutan hujan tropis Kahung,”jelasnya saat melakukan survei di salah satu pohon ukuran besar di pegunungan Kahung, Desa Belangian, Kabupaten Banjar. Sabtu (27/01/2024).
Ia merespon positif atas masukan Paman Birin, sapaan akrab Sahbirin Noor yang berinisiatif, agar Geopark Meratus dapat lebih dikenal di tingkat nasional, bahkan sampai tingkat dunia.
Momentum Porwanas di Banua menjadi kesempatan emas untuk mengangkat atau memperkenalkan pembangunan, kearifan lokal, hingga kekayaan yang ada di Bumi Pangeran Antasari.
“Kalau seluruh provinsi itu 34 ikut, satu saja ditambah 4 kategori mungkin 100 lebih, gubernur minta kita angkat geopark ini untuk kegiatan nasional karena ini diikutkan, nanti sekitar 3.500 wartawan yang akan ke daerah kita ini,”ungkap Ketua PWI Kalsel, yang didampingi oleh enam pengurus lainnya.
Helmie menambahkan, meski perjalanan menjangkau daerah-daerah situs Meratus Geopark terbilang tidak dekat, karena lokasinya tersebar yang terhubung, dengan budaya dan geologi yang berhubungan terhadap pegunungan meratus.
Salah satunya perjalanan menuju situs hutan hujan tropis Kahung terdapat pohon besar, hal ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat, kemudian dilanjutkan menggunakan kelotok dan roda dua.
“Kalau melihat pemandangan sepanjang perjalanan, mulai dari Bukit Batu rasanya hilang lelah kita, kemudian panorama waduk Riam Kanan yang dikelilingi pegunungan memberikan pemandangan yang indah,” tambah Zainal Helmie.
Atas inisiasi Paman Birin terhadap Porwanas XIV di Kalsel, Ketua Harian Badan Pengelola Meratus Geopark Hanifah Dwi Nirwana mengatakan, dirinya mengapresiasi, keinginanan seluruh masyarakat Banua untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya dan alam Kalsel.
“Kami sangat menyambut baik, tentunya hal ini menjadi momentum penting buat Geopark Meratus untuk lebih dikenal secara nasional maupun global, sebagaimana diketahui tahap sekarang ini sedang mempersiapkan diri untuk dilakukan evaluasi guna mendapatkan status sebagai UNESCO global geopark,”kata Hanifah yang juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup Prov Kalsel.
Pencapaian cita-cita besar ini, Ketua Harian PB Geopark Meratus itu mengungkapkan, jika saat ini diperlukan kerjasama banyak kepada berbagai pihak, termasuk juga dari media melalui karya tulis jurnalistik. Pemberitaan Geopark Meratus disebutkan menjadi semakin dikenal oleh masyarakat Kalsel dan juga masyarakat dunia.
“Untuk menuju pohon besar yang sudah sangat kita kenal, pohon besar tersebut dimensinya sangat luar biasa sehingga ketika ingin mengelilingi pohon perlu 7 sampai 8 orang merentangkan tangannya untuk sampai bisa melingkari pohon tersebut,”ungkapnya.
Menurutnya ada pohon pohon yang besar lainnya, ataupun pohon Ulin yang ada di dalam hutan dan tentunya perlu eksplorasi lebih lanjut, sehingga pihaknya mendukung terhadap upaya-upaya untuk mensosialisasikan seluruh potensi yang dimiliki oleh Geopark Meratus.
Kehadiran pilar edukasi konservasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi pilihan penting bagi Pemprov Kalsel dalam pembangunan berkelanjutan. Ini juga sudah dibuktikan atas dukungan yang luar biasa Gubernur Kalsel terhadap pengembangan Geopark Meratus.
“Momentum Porwanas nanti sebagaimana arahan pak gubernur bahwa salah satu lokus penting yang akan dijadikan lokus dimana ini juga merupakan salah satu situs geopark meratus dari 54 situs yang kami usulkan kepada UNESCO untuk mendapatkan pengakuan dan penilaian,”ujarnya.
Ia juga mengapresiasi pembenahan PWI Kalsel dalam melakukan survei ke situs tersebut dinilai sebagai langkah untuk menganalisa estimasi waktu dan teknis lainnya, dalam hal ini survei juga didampingi oleh pihak BP Meratus Geopark serta Pengelola Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam.(ril/iniberita).