Enam Kasus Asusila Terjadi di Balangan, Di sepanjang Tahun 2022

oleh -284 Dilihat
Teks foto. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Balangan Iptu Krismandra NW.

INIBERITA.id, BALANGAN- Sepanjang 2022 setidaknya terjadi sebanyak 12 kasus kriminal yang melibatkan anak-anak, baik sebagai korban maupun pelaku yang ditangani oleh jajaran Polres Balangan.

Dari 12 kasus tersebut, ada 9 kasus diantaranya sudah diselesaikan, oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Balangan dan sisanya masih dalam proses penanganan.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Balangan Iptu Krismandra NW mengatakan, dari 12 kasus yang ditangani, oleh Unit PPA Satreskrim Polres Balangan, Enam diantara merupakan kasus tindak asusila.

Enam kasus asusila tersebut, 5 kasus sudah selesai, bahkan ada sudah yang memiliki keputusan pengadilan, sedangkan satu kasus lainnya masih dalam proses lidik.

“Khusus kasus asusila dari catatan hasil pemeriksaan, ternyata pelakunya didominasi oleh orang terdekat korban. Ini harus menjadi perhatian bersama, khususnya pihak keluarga yang mempunyai anak,”kata Krimandra, saat berbincang dengan awak media, Senin (28/11/2022).

Untuk itu, Krimandra menghimbau bagi masyarakat, agar peduli dengan korban, lapor kalau ada kasus asusila, sehingga pihaknya cepat ditangani dan korbannya diharapkan, bisa dilakukan pendampingan untuk memulihkan kesehatan jiwanya, agar tidak mengalami trauma.

Terlepas dari itu, menurutnya, dalam penanganan kasus kejahatan seksual terhadap anak, pihaknya selalu menggandeng orang tua korban, psikiater, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di dinas terkait.

”Dalam proses penyidikan sendiri kami mengutamakan memulihkan kondisi kejiwaan korban lebih dulu dengan didampingi psikiater. Setelah itu, penyidik baru menggali keterangan korban dengan pendampingan,”ujarnya.

Selain itu, ungkapnya, upaya untuk menekan agar tidak berulang lagi, kasus kejahatan seksual terhadap anak. Unit PPA Sat Reskrim Polres Balangan bersama Sat Binmas dan Bhabinkamtibmas, secara rutin melakukan penyuluhan ke sekolah untuk memberikan himbauan dan pemahaman, tentang efek kejahatan seksual tersebut.

“Sekali lagi peran pengawasan dan keterlibatan orangtua serta guru dalam mendidik anak sangat diperlukan dan tak terlepas di lingkungan sekitar, serta penggunaan teknologi juga ikut mempengaruhi pikiran anak, sehingga semua pihak harus ikut terlibat pencegahan kasus ini,”ungkapnya. (wan/iniberita)

No More Posts Available.

No more pages to load.