INIBERITA.id, BANJARMASIN- Dampak tayangan film Jendela Seribu Sungai (JSS) yang dimaikan oleh Walikota H Ibnu Sina kurang laris di masyarakat Banjarmasin, akibatnya biaya produksi sulit tercapai, yaitu sebesar Rp 6,6 miliar rupiah yang diambil dari dana APBD Kota Banjarmasin.
Sebab, sejak tayang perdana film JSS pada 20 Juli 2023, hingga pertengahan Agustus 2023 lalu, hanya mampu menarik sebanyak 28.957 penonton, hal ini dikarenakan banyak film bergenre serupa yang tayang berbarengan.
“Jadi cukup sulit kalau untuk berharap menutup biaya produksi. Soalnya sistem pasar bermain. Ini harus kita pahami sama-sama,”ungkap Kepala Bidang Kebudayaan Disbudporapar Banjarmasin Zulfaisal Putera, pada pembukaan aruh sastra di Hotel Aria Barito, Jumat (27/10/23) lalu.
Anjloknya dan sepi penonton tersebut ujarnya, bukan film JSS saja tetapi film karya sutradara Garin Nugroho juga anjlok, Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin bersama pihak penggarap,akan melakukan beberapa upaya untuk menutup biaya produksi.
“Salah satunya akan bekerja sama dengan Max Stream dan Netflix untuk penayangan,”ujarnya.
Dikatakannya, selain untuk berencana melakukan roadshow, ke sejumlah daerah pada 2024 mendatang, tentunya supaya ada pemasukan dan efektual wisatanya ada.
“Dengan harapan masyarakat di daerah-daerah yang didatangi nantinya bisa mengetahui tempat wisata yang ada di Banjarmasin,”katanya.
Zulfaisal menambahkan, terkait rencana bagi hasil, dari penayangan film JSS sebelumnya, masih belum dihitung. Sebab, pendapatan sementara dari pemutaran film belum dapat dihitung sampai Desember mendatang.
“Sebab laporan pendapatan baru akan diterima pada Desember,”tambahnya.(benk/iniberita).