Inovasi “Pencok Waluh” Tingkatkan Pemahaman Pasien Stroke

oleh -99 Dilihat
Salah satu petugas kesehatan Puskesmas Juai saat memeriksa pasien stroke di Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu.

INIBERITA.Id, BALANGAN – Sebuah inovasi dari UPTD Puskesmas Juai, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan yaitu Perawatan Pasca Stroke Walau Jauh (Pencok Waluh) ditargetkan untuk meningkatkan pemahaman pasien terkait penyakit stroke.

“Melalui inovasi Pencok Waluh ini dapat menurunkan angka morbiditas, mortalitas dan kecacatan serta dapat meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang penyakit stroke,” kata Kepala Puskesmas Juai dr. Ismawati di Balangan, Sabtu (10/2/2024).

Ismawati menuturkan, inovasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan peran keluarga dalam penurunan angka morbiditas dan mortalitas, mempercepat proses rujukan serta memaksimalkan sumber daya dalam proses rujukan.

Selain itu ujar Ismawati, nantinya juga dapat memaksimalkan sumber daya dalam proses rehabilitasi pasien penyandang penyakit stroke.

Ismawati melanjutkan, strategi yang digunakan pada inovasi ini berkoordinasi dengan Tim Inovasi Home Care, lintas sektor, kepala desa dan aparat desa untuk mendata warganya yang akan dikunjungi.

Pasien terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dan pengobatan oleh Tim Home Care Rabah Waluh, selanjutnya Tim Pencok Waluh melakukan rehabilitasi medik stroke pada penyandang stroke, memberikan edukasi dan konseling tentang rehabilitasi stroke yang dapat dilakukan secara mandiri oleh penyandang stroke.

Baca Juga :   DPRD Minta Pemko Banjarmasin Segera Investigasi Perbaiki Sekolah Rusak

Kemudian memberikan secara gratis bola pijat agar bisa dimanfaatkan setiap waktu, melakukan pencatatan hasil yang mana akan dievaluasi setiap bulannya.

“Rehabilitasi stroke ini kita berikan hingga penyandang stroke mampu melakukan aktivitas secara mandiri,” tutur Ismawati.

Dia menambahkan inovasi Pencok Waluh sudah berjalan sejak Februari 2023, dan hingga sekarang sedang merehabilitasi kurang lebih 25 pasien stroke.

Yang mana sangat diharapkan dapat meningkatkan indeks kesehatan masyarakat, dimana hal ini sesuai dengan visi/misi kepala daerah khususnya masyarakat di Kecamatan Juai.

Diketahui, inovasi ini dilatarbelakangi pada angka kematian dan pencatatan kasus stroke yang tinggi sesuai data dari World Stroke Organization yakni satu di antara enam orang akan terkena stroke.

Serta data dari AHA (American Health Association), pada Selasa (6/2/2024) menyatakan bahwa prevalensi 795.000 pasien stroke baru dan berulang pertahun setiap empat menit terdapat satu pasien stroke meninggal.(edo/iniberita.id)