INIBERITA.id, BANJARMASIN- Kepolisian Daerah (Polda) Kalsel menilai peran media pada Pemilu 2024 mendatang sangat penting, dalam even pesta demokrasi lima tahunan, sebenar lagi tahapannya dalam waktu dekat ini.
Hal ini terungkap saat Focus Group Discussion (FGD) bersama, para media yang tergabung dalam Organisasi JMSI Kalsel dan KPID Kalsel, di salah satu hotel di Banjarmasin.
Menurut Kabid Humas Polda Kalsel AKBP Mochammad Rifai SIK, kegiatan ini digelar, dalam rangka mengoptimalisasikan peran media, dalam mensukseskan pemilu dan pilkada tahun 2024 yang aman dan kondusif, di Provinsi Kalimantan Selatan.
“Maka peran media untuk mewujudkan pemilu, pilkada 2024 yang aman, kondusif sangat penting, media harus mengetahui aturan hukumnya, UU Pers, di mana UU menyebutkan media harus berbadan hukum (PT) dan harus mematuhi aturan main,” ujar Kabid Humas Polda Kalsel AKBP Mochamad Rifai, di hadapan para media. Kamis, (9/6/22).
Rifai sapaan akrab Kabid Humas Polda Kalsel ini menyampaikan, menanggapi arus informasi di media sosial, adalah dengan pengawasan dari kita sendiri, dalam menangkal hoax atau berita bohong. Sedangkan mengenai tindak lanjut dari laporan masyarakat, mengenai tindak pidana pemilu, menurut Rifai pada 2021 lalu, ada mengalami peningkatan.
“Kasus yang sering terjadi adalah black campaign (kampanye hitam), di mana salah satu pihak memainkan propaganda yang negatif terhadap rivalnya,”ungkapnya.
Ketua KPID Kalsel Azhari Fadli mengatakan, media dalam menyambut pemilihan serentak 2024 ini adalah sebagai juru damai, media massa mempunyai peran
penting untuk menjaga suasana yang aman dan kondusif, dalam mengawal demokrasi sampai ke tujuannya.
Menanggapi opini publik yang sering muncul, dalam media sosial, karena sekarang masyarakat sangat mudahnya menjadi nitizen journalism (Jurnalisme warga), tugas para insan jurnalis lah untuk memerangi hoax dan memberikan informasi yang benar dan akurat, di mana isu atau berita itu, selalu diverifikasi, hal ini menjadi PR bersama.
“Saat ini masyarakat sedang senang mencari informasinya sendiri, ia mencari informasi yang diinginkan ketimbang informasi yang telah diberikan oleh media dan di sini opini publik sudah mendominasi kebutuhan informasi,” katanya.
Sementara itu, Ketua JMSI Kalsel Milhan Rusli menegaskan, media sekarang dihadapkan pada dua problema, yaitu kepentingan bisnis untuk keberlangsungan medianya dan di satu sisi dia harus dapat menjaga marwahnya (kehormatannya).
Menurutnya, media tentunya harus memanfaatkan kesempatan, khususnya pada jelang pilkada itu untuk keberlangsungan medianya, karena saat itu adalah masa panen iklan.
“Dengan kedekatan media dengan kekuasaan atau dengan salah satu tokoh, dapat mempengaruhi keberadaan media tersebut, sehingga dia harus berupaya untuk tidak memihak,” tegasnya. (benk/iniberita).