INIBERITA.id, BANJARMASIN-Anggota DPD/ MPR-RI H Pangeran Syarif Abdurrahman Bahasyim, SE. MM kembali memggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan, di Kelurahan Sungai Andai Kecamatan Banjarmasin Utara. Kamis (24/9/22).
Menurut Habib Banua panggilan akrabnya, empar pilar kebangsaan itu adalah, Pancasila, UU Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, semua itu merupakan karakteristik bangsa Indonesia dan terdiri lebih 1.128 suku, dengan keragaman bahasa, agama dan budaya.
Dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, menyoroti khususnya isu literasi digital yang menjadi sorotan berapa waktu ini, guna meningkatkan kesadaran masyarakat, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bersama masyarakat.
Saling toleransi, hidup saling berdampingan, menjaga kerukunan antara umat beragama dan gotong rakyat, merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar kebangsaan, namun isu literasi digital menjadi pokok pembahasan atau yang paling mendapat sorotan.
Karena erat kaitannya, dengan fenomena maraknya berita hoaks alias berita bohong. Yang mana belum tentu kebenarannya, berseliweran di jagat media sosial atau internet.
“Sosialisasi 4 pilar tujuannya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, dan toleransi,dengan kondisi masyarakat saat ini, dianggap tidak semuanya memiliki kecakapan literasi digital atau kondisi kecepatan arus informasi, “ujarnya.
Wakil ketua komisi I DPD/MPR-RI ini selanjutnya mengatakan, isu literasi digital sekarang ini, semakin marak belakangan ini dan merupakan pokok bahasan, dalam kegiatan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara serta merupakan kumpulan nilai–nilai luhur yang harus dipahami masyarakat,
Sehingga terhindar dari isu–isu radikalisme yang dapat memecah belah bangsa. Oleh karena itu, isu literasi digital kuat kaitan, dengan berita-berita hoaks atau berita bohong yang sangat banyak di jumpai saat ini. Masyarakat diharapkan dapat melihat dan menelaah/memfilter berita-berita yang diterima, apalagi saat ini tidak semua masyarakat, memiliki kecakapan literasi digital atau kondisi kecepatan arus informasi.
Tidak dapat dipungkiri lagi, Indonesia terdiri dari beragamnya suku, agama, ras dan terdiri antargolongan. Keberagaman ini harus dipandang, sebagai kekayaan khasanah sosio-kultural, bersifat kodrati dan alamiah, tak ayal kondisi itu berpotensi terjadi, pada sebuah perpecahan antar kelompok, golongan atau rawan terjadi sesuatu yang membahayakan kerukunan dalam bermasyarakat, karena kurang mampu dalam kecakapan literasi digital dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam bertoleransi. agar bangsa Indonesia aman, adil, damai tenteram, dan sejahtera, dari gangguan dan ancaman yang dapat merusak bangsa Indonesia.
“Karena kondisi masyarakat sangat bebas dalam mengakses informasi, tetapi tidak dibarengi dengan pengetahuan literasi digital, atau mampu memfilter sebuah informasi hoaks atau tidak, istilahnya tabayun. Kecepatan informasi dengan literasi digital tak seimbang, taanpa kesadaran toleransi dan memahami posisi satu sama lain, sebagai warga negara dihadapan warga negara lain, dihadapan hukum ini akan menjadi rawan untuk terjadi langkah yang membahayakan,”kata lulusan Doktor di Universitas Halu Oleo Kendari ini.
Ditegaskannya, dirinya merasa bangga dan berterima kasih, dengan antusias masyarkat yang hadir, di Kelurahan Sungai Andai Kecamatan Banjarmasin Utara ini, merupakan daerah yang padat penduduk di tambah masyarakat sekitar yang agamis dan humanis yang membuat betah hadir di sini.
Dalam kegiatan ini Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini, juga habib menyempatkan diri bersilaturahmi langsung, dengan masyarakat Kelurahan Sungai Andai Kecamatan Banjarmasin Utara untuk dapat mendengarkan langsung masukan dan keluhan masyarakat pasca kenaikan harga BBM dan kelangkaan Gas E. (benk.iniberita)